Rabu, 30 Januari 2008

JUST MAKE IT SIMPLE Dear My Country

Ternyata untuk berfikir simpel itu syusyeh. mo contoh : baju buat ngadate minggu ini yang mana yah?. ini adalah pertanyaan simpel yang tidak memerlukan buku panduan or kitab undang-undang hukum pidana or perdata untuk menjawab. but still kadang gw sendiri bisa menghabiskan setengah isi lemari (lemari 2 pintu dengan 4 tingkat susunan baju plus satu slot hanger). Pastilah gw ga mau tampak salah di depan pacar (siapapun pejantan yang ketimpa sial karena gw cap pacar) karena gw takut terlihat jelek di depan my special one itu.

ngomong-ngomong soal keep it simple ,kata-kata yang selalu ditanamkan oleh Bos gw yang orang Jerman katanya sih itu prinsip kerjanya doi sejak dulu, memang mudah diucapkan tapi susah diimplementasikan.
ini gw simpulkan setelah menonton acara debat di metro tv yang barusan gw liat (30.01.07). Nama acaranya "todays dialogue" yang membahas tentang aliran dana BI ke DPR yang kayaknya rada nyimpang gitu, makanya diributin orang. Dimana KPK hari ini menetapkan gubernur BI saat ini, yaitu Burhanudin Abdullah, sebagai tersangka yang menyetujui adanya aliran dana ke DPR, bersamaan dengan itu ada 2 pejabat BI yang ikut menjadi tersangka.
Back to dialogue : ada tiga narasumber yang dipersilahkan mengemukakan pendapatnya menyangkut ditetapkannya pak Burhanudin sebagai tersangka, narasumber tersebut dari KPK, BI, dan terakhir dari DPR.
than bla..bla..bla mereke diskusi debat dan memberikan pendapat masing-masing dimana yang bisa gw tangkep dan simpulkan, berdasarkan pandangan gw sebagai orang biasa dan tidak ada kepentingan politik sama kasus diatas cuma jadi ngeh sama kasus ini setelah nonton todays dialogue, :
1. orang KPK menganggap Burhanudin Abdulah bersalah karena mereka memiliki bukti-bukti kuat binti akurat yang memperlihatkan adanya campur tangan BI dan beberapa pejabat di BI untuk mengalirkan sejumlah dana ke DPR untuk melancarkan UU yang berhubungan soal BI (well, UU apakah itu, gw ga nangkep)
2. Orang BI bilang : kalo emang ada bukti, yah kenapa tidak ditunjukan kepada publik, misalnya hasil notulen rapat yang jelas-jelas bisa jadi bukti autentik mengenai kasus tersebut.
3. Orang DPR bilang : kenapa kasus ini baru diangkat?, bukannya kejadiannya dah lama banget?, kenapa ngga dari kemarin aja?. Apa ada unsur politis disini, misalnya untuk menggeser kedudukan Burhanudin Abdullah yang terlalu kuat sebagai calon gubernur BI selanjutnya. Well, ketika Mutia Hafid (yang jadi moderator dari metro tv) menanyakan siapakah calon yang kemungkinan ingin menyingkirkan Burhanudin Abdulah tersebut, si bapak DPR itu menyatakan belum tahu, karena hal tersebut merupakan hak preogatif Presiden dalam menetapkan calon gubernur BI.

Nah demikian hasil kesimpulan dari daya inget otak gw yang emang rada susah inget kalo kebanyakan dan terlalu ribet yang harus diinget.

Pendapat gw sebagai orang Indonesia yang menonton acara tersebut.
kenapa sih tidak dibikin simpel : apapun keputusan yang hendak dilakukan oleh setiap pejabat negara untuk setiap departemen or lembaga di Indonesia hendaknya LEBIH DIDASARKAN untuk menyehatkan kondisi departemen or lembaga itu sendiri yang efeknya meningkatkan kinerja pemerintah dan off course mensejahterakan rakyat Indonesia. apakah dengan saling ribut ini tercapai semua impian indah tersebut?
kalo memang itu untuk kepentingan rakyat maka setidaknya ada hasil yang dicapai yang bisa dilihat oleh masyarakat. sehingga ribut2 itu jadi ngga mubazir.
Hasil yang harusnya tercapai yaitu : menaikkan rate mata uang rupiah terhadap mata uang asing (untuk BI), sehingga banyak pengusaha yang akhirnya bisa bernafas lega dan kembali buka usaha.
dan menyejahterahkan rakyat Indonesia (bagi pemerintah), kongkritnya rakyat bisa beli beras dan kedelai murah!

hmmmm simpel sih tapi implementasinya itu.......
tapi...seperti kata dosen gw si pak Scawartz : lihat solusinya, bukan masalahnya.

Mari berandai-andai :
kalo gw seorang direktur perusahaan, Landasan gw berfikir dan bertindak dalam mengambil keputusan di perusahan yaitu untuk menyejahterakan karyawan dan memakmurkan perusahaan.
Mengelola perusahaan mungkin agak sama dengan mengelola negara : misalnya
1. harus ada AD dan ART or SOP untuk tingkat perusahaan sedangkan pada tingkat negara UU dan peraturan pemerintah.
2. harus ada kepala negara sedangkan untuk tingkat perusahaan harus ada direktur.
3. untuk membantu sang direktur maka diperlukan wakil direktur dan manager-manager dibawahnya. sedangkan untuk membantu presiden harus ada wakil presiden dan menter-mentri dibawahnya.
4. di dalam perusahaan ada divisi-divisi, sedangkan di negara ada departemen dan lembaga pemerintah.
5. Lalu apa tujuan Perusahaan ini dibentuk. well, dasar umum setiap pembentukan perusahaan pastinya untuk mendapatkan keuntungan dan menyejahterakan karyawan. dimana dalam implementasinya :
seandainya gw direktur, gw pasti telah menetapkan aturan-aturan yang disepakati oleh semua staf karyawan, memastikan aturan-aturan yang berlaku dalam perusahaan tidak membingungkan apalagi saling bertentangan, memastikan aturan dipatuhi (termasuk oleh direktur itu sendiri yaitu gw), menganalisis keuntungan setiap bulan karena buat apa bikin perusahaan kalo ngga untung, pencapaian keuntungan perusahaan dengan cara efektif dan efisien, mereview kinerja karyawan, membuat skala prioritas dalam pengambilan keputuasan, dll.
Apabila dalam perjalanan perusahaan tersebut terdapat kendala yang disebabkan oleh faktor internal perusahaan itu, maka seperti yang gw bilang perlu untuk membuat skala prioritas daripada ngerecokin staf gw mendingan mencari akar permasalahan, diskusikan, ambil keputusan yang berupa solusi efektif agar kendala terselesaikan dan tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Lagian setiap perusahaan tentunya dikejar waktu dan target biar ngga kalah dengan perusahaan lain. jadi lebih baik tetap fokus dengan target perusahaan sambil tetap perbaikan disana-sini.

wah sory...jadi ribet, tuh kan emang susah mensimple kan segala hal. or otak gw aja belibet. yah pokoknya apabila contoh kasus di perusahaan diperbandingka ke tingkat negara maka gw simpulkan: si gubernur BI yang jadi tersangka itu kan yang milih presiden, kalo emang kata orang DPR tuh orang mo dijatuhkan lalu kenapa kemarin diangkat. Orang lulus PNS aja tesnya seabreg apalagi gubernur BI tesnya kan pasti cihuy abis jadi pasti ngga salah pilih dong. Kalo emang dia bikin kasus, yah bener kata orang BI mana buktinya. kalo memang dia salah, trus aturan hukumnya kalo orang bikin salah apa? dihukumkah? dipecatkah? mengganti rugikah?.
pokoknya semua keributan diatas jangan hanya untuk sebuah kepentingan politik semata (kata orang DPR). tapi apa manfaatnya buat bangsa ini. apakah setelah pak Burhanudin jadi tersangka trus dipenjara, trus diganti orang baru (seperti kata orang DPR) akan mengubah perekonomian Indonesia minimal kembali ke jaman pak Harto (1 dolar = 2500 rupiah). Pokoknya kita ini dikejar target dimana globalisasi dimana produk asing akan semakin menguasai, berarti kita harus siap bersaing.
tapi boro2 deh mikirin bersaing sama eropa and the friend, lah internalnya kita aja masih berantakan kayak gini.

Ini baru satu masalah, barusan gw nonton di SCTV debat mengenai "pentingkah memberi gelar pahlawan untuk mantan presiden Soeharto". ga perlu gw jabarin gimana serunya debat itu. Pokoknya yang namanya debat mana ada yang sepi. Trus gw pindah ke RCTI yang menampilkan banjir di Sidoarjo yang menyengsarakan masyarakat disana.
hm...coba mana dari dua permasalahan diatas yang lebih baik untuk diulas.

Ini bukan kritikan, ini hanya kesedihan yang gw rasakan. Gw bisa aja matiin tv dan tutup telinga atas semua kemelut di tanah air (seperti yang selama ini gw lakukan). tapi lama-lama gw harus membuka mata juga dan mendengarkan. Apalagi tiap hari adaaaaaaaaa aja perdebatan yang tiada akhir dan tiada hasil itu. Ga baca koran, ga liat tv, ga denger radio. Deuh..mo dibawa kemana rakyat Indonesia yang mencapai 200 juta lebih ini.

Gw jadi inget salah satu kalimat favorit gw di buku Human Capital Competition, "bahwa ga ada yang namanya underdevelopment country, yang ada undermanagement".
yups benar. ga ada negara yang terlahir cacat kan? sehingga dikatakan terbelakang, setahu gw cuma orang cacat yang dibilang terbelakang. Yang ada negara yang tidak termanage dan tersistem dengan baik.

Jadi sebagai orang biasa yang tidak punya kepentingan politik gw cuma bisa mengutip kalimat dokter setiap ngasih resep ke pasien : SEMOGA CEPAT SEMBUH

Tidak ada komentar: