Rabu, 27 Juni 2007

Kenangan Masa Kuliah

Zaman dahulu kala, ketika Depok margonda raya hanya punya satu mall. Di sebuah kostan didatangi oleh seorang mahasiswa baru dari kota Palembang yang baru lulus UMPTN dan diterima di Kriminologi UI. Diantar oleh sepupu dan ibunda tercinta untuk tinggal di kota antah berantah yang tidak terbayangkan akan menjadi rumah kedua baginya kelak selama terdaftar secara resmi sebagai mahasiswa S1 reguler fisip UI.

Si Maba lets call her Mahasiswa palembang tidak menyangka akan diterima di universitas yang menjadi idaman banyak lulusan smu seIndonesia. Sayangnya kebahagian ini tidak berlangsung begitu lama karena dia harus menghadapi kenyataan jauh dari orang tua. Suatu hal yang mengerikan membayangkan dirinya kehilangan fasilitas rumah yang sangat cozy lengkap dengan pembantu, mobil yang mengantar jemput, makanan rumah yang super enak, dan lain2 (males panjang2 kagak ada hubungan ama judul cerita).


Apalagi setelah melihat kondisi kamar kostan yang nauzubilah ukurannya sama dengan kamar mandi di rumah (ciee) seupil doang lengkap dengan fasilitas : kamar mandi dalam, nyamuk, kecoa, dan tikus (bisa ditambah pipis musang tapi uang kosan tambah 15 ribu). Setelah sebulan mengekos (eyd yang sangat dikutuk oleh ahli tata bahasa) kemudian datanglah 2 mahasiswa baru lain yang berniat tinggal di kosan yang sama. Mereka berdua adalah oknum Ni belakangnya a dan oknum Nu belakangnya ri (maaf nama disamarkan karena kedua tersangka belum memasuki proses persidangan dan akan dibeberkan identitasnya setelah terbukti bersalah oleh pengadilan yang memiliki kekuatan hukum mengikat). Mereka berdua menempati kamar di ujung (detail; deket wc, nggak ada kamar mandi dalam, lembab, dingin, dua tempat tidur, berantakan). Selama lebih dari dua semester mereka tinggal bersama dan si Mahasiswa Palembang tidak begitu akrab dengan kedua tersangka.

Namun oknum Nu belakangnya ri, yang diterima di fakultas sebelahnya fisip seberang balhut UI dekannya waktu itu alah..alah..itu loh Psiko UI, berhubung sesama maba S1 reguler bersama si maba palembang membuat tugas-tugas jahanam dari senior yang harus diketik dengan mesin tik zaman purba. Jadilah mereka mulai berteman akrab, apalagi ketika oknum Nu belakangnya Ri akhirnya pindah kamar di lantai 3 yang berseberangan dengan kamar mahasiswa palembang maka dimulailah petualangan dua badak ini.

Badak sendiri menjadi kata sandi bagi para mahasiswa ini karena sangat meaningfull dan memiliki kenangan bego tersendiri. Hal ini dimulai ketika oknum Nu belakangnya Ri berniat untuk diet (resolusi tahun baru no 1029). Begini percakapannya :

Oknum Nu belakangnya Ri : Sil, tahu nggak hari ini gw cuma makan nasi sesendok.

Mhs Plb (mahasiswa palembang) : sumpeh lo, cuma sesendok. Sendoknya apaan? Sekop atau pacul? Piringnya apaan? rice cooker apa bakul nasi?

Oknum Nu belakangnya Ri : eh beneran gw cuma makan nasi sesendok teh, sumprit.. tapi lauknya badak semur jengkol sepiring, eeeeekkkk (bunyi sendawa yang sangat keras)

Mhs Plb; pantesan!!!

Dan sejak itu mereka mulai memanggil satu sama lain badak satu dan badak dua (nggak nyambung kan).

Inilah salah satu percakapan nggak nyambung lainnya sepulang dari jalan-jalan;

Mhs plb: eh dak, awas tuh ada ular kecil lewat di kaki lo

Oknum Nu belakangnya Ri : haaaah, wah bahaya nih kalo gigit orang, apa gw injek aja yah nih uler.

Mhs plb : terus..misalnya maknya yang seukuran anaconda dateng nyamperin kita pegimana?? Neng..neng liat anak saya nggak neng? Si Uler kecil itu aduh bandel banget, tapi saya sayang sekali sama anak saya itu. Padahal jelas2 baby snakenya tiwas kegencet di kaki lo terus mau bilang apa?

Oknum Nu belakangnya Ri :Ibu ular, harap ibu bersabar. Sesungguhnya semua mahluk hidup di dunia ini akan kembali ke sang Khalik, jadi dimohon ibu bersabar mari kita pasrahkan kepada yang diatas. Tapi ular kecilnya gw tendang jauh biar maknya sendiri yang nemuin tuh body.

Mhs plb; iye..lu yang bikin anaknya balik ke Khalik abis itu lo yang dicium sama maknya.

Karena memikirkan kemungkinan dicium sama anaconda akhirnya niat nginjek tuh ular kecil batal.

Suatu hari oknum Nu belakangnya Ri membeli ciklit yang berjudul cewe matre. Di buku tersebut banyak menggambarkan tentang barang-barang yang tidak terbayang bakal kebeli buat mahasiswa yang dijatahi sebulan dibawah dua juta itu. Tapi mereka terpengaruh dengan gaya fashionista buku nista tersebut. Tahu2 mereka berdua yang jarang baca majalah mode mendadak jadi kenal sama versace, hermes, LV, Guest dan produk-produk mahal lainnya. Berhubung nggak kebeli jadi mereka mengandaikan barang-barang yang udah ada sebagai barang mahal (nggak ngerti?) begini contohnya; tas butut yang jelas2 beli di pasar minggu dan udah banyak noda tinta pulpen dinamakan tas LV dari pasar minggyu (pake logat prancis), trus ada juga kaos kaki carolina herera dari balhut, jilbab transparan rancangan versace, BH dari victoria secret yang bolong ditengah. Selain itu tempat nongkrong mereka yang jelas2 oleh pedagangnya dinamakan ”warung tenda nasi goreng kambing-mang Ade” disebut kafe wein, minum kopi di warung diganti menjadi socialite di barbados cafe. Yah begitulah untuk menutupi aib dan ketidakmampuan memang mahasiswa harus pintar berkreasi dan berinovasi. Pada akhirnya mereka bosan sendiri dengan istilah-istilah najis tralala tersebut dan kembali ke kosa kata normal biasa bagi mereka berdua.

Perlu ditekankan yang dianggap “normal” bagi mereka berdua berarti tidak normal bagi orang disekitarnya. Misalnya bagi mereka wajar untuk maen smack down di pinggir jalan, ketawa-ketiwi sampe jam tiga pagi padahal besoknya ujian akhir, menata kamar dengan mode kapal pecah berantakan tinggal puing-puing, berandai-andai bila suatu hari mereka memutuskan untuk pindah kosan berarti banyak sekali barang yang harus dibawa misalnya; baju, lemari, meja belajar, tegel/lantai, kamar mandi, kaca, jendela, debu, atap, seng. Jadi waktu pindah nanti ibu kostan akan menemukan sebagian rumahnya dilantai atas sudah habis tak bersisa sampai bisa lihat matahari langsung dari ruang kamarnya sendiri.

Kelakuan aneh lainnya adalah; saking seringnya ditegur ibu kost, mereka sampai menghitung total kesalahan yang patut ditegur berdasarkan KUHPnya ibu kost, bahkan saking sadarnya sampai berinisitif membantu ibu kost membuat peraturan. Misalnya bersendawa terlalu keras skor 1, kentut terlalu kencang skornya 2 kalau ditambah bau skornya 5, membawa tamu cowok masuk kamar skor 8 apalagi kalo tuh cowo dibekep dalam lemari skor 10, ditambah lagi tuh cowok sebenernya nggak rela dimasukin kamar skornya 15, plus cowo yang dimasukin dalam lemari ada 9 orang berarti skornya dikali 18, ditambah polisi datang untuk menyelidiki kasus penculikan laki-laki dibawah umur yang menyebabkan kericuhan maka skor ditambah 20, pake lampu diatas 11 watt skor 11 setengah, membawa kulkas skor 12, membawa mesin cuci skor 13, membawa kompor listrik skor 14, membawa kursi listrik skor 15, membawa vibrator skor 16, membawa peralatan batgirl skor disesuaikan dengan total tagihan listrik perbulan. Setelah mereka membuat peraturan ini dan diserahkan RUU nya ke ibu kost. Mulailah autoassesment total kesalahan sendiri yang hasilnya menunjukan bahwa mhs plb dan oknum Nu belakangnya Ri dinobatkan sebagai terpidana dan selama menjalani tahanan luar berada di bawah pengawasan polisi, anjing pelacak, detektor, dan satelit pengintai.

Begitulah kehidupan dilalui dengan banyak tertawa sampai sakit perut. Mereka yang sebenernya punya tampang diatas rata-rata (orang papua). Meyakini bahwa tampang dan penampilan sangat penting karena terinpirasi oleh film meant girl dan scary movie. Mereka berdua percaya, apabila suatu hari keduanya ditemukan pingsan dijalan maka mereka harus memastikan paginya memakai versace warna baby blue motif polkadot dan bawahan carolina herera dengan motif bunga dengan warna dasar yang sama, baju dalam dari victoria secret warna oranye yang disulam kelopak mawar, juga harus dipastikan menggunakan product make up dari Dior terbaru dan lipstik dari MAC serta farfumnya britney spears. Pastikan agar orang-orang yang menggotong tidak mengotori pakaian karena biaya laundry khusus pakaian tersebut mahal dan hanya cowok ganteng yang boleh memberikan pertolongan.

Kegiatan selain kuliah bagi kedua badak ini yaitu : Jalan-jalan ke mall sekedar melihat buku-buku atau baju, beli makan di foodcourt, nyanyi nggak jelas di pinggir jalan sampai dilempar koin karena dikira ngamen, minjem cd di video ezzy dan lupa ngebalikin sampe kena denda yang totalnya cukup untuk membeli cd film asli yang baru, hunting chicken mozarella, janjian makan di popaye depan mall depok (sekarang tutup), terkadang mhs plb membantu men-tipx absen kuliah di fakultas oknum Nu belakangnya Ri yang memang jarang kuliah saking sibuknya dengan dunia BEM.

And now life goes on;

Berpisah, mungkin itu yang tidak dipikirkan oleh mereka sebelumnya, karena hidup di Depok terasa bagai akan selamanya. Sekarang Mhs plb yang telah lulus setahun yang lalu ditugaskan oleh kantornya untuk bekerja di Jogjakarta sedangnya oknum Nu belakangnya Ri diterima sebagai hrd sebuah perusahan di Batam.

Berpisah, mungkin ini tidak dipikirkan oleh mereka sebelumnya yang melalui hari-hari dengan tertawa dan percaya kalo mereka tidak tertawa pertanda akan turun hujan lebat.

Berpisah, mungkin ini tidak dipikirkan oleh mereka sebelumnya yang berniat untuk pindah kosan sampai ratusan kali dan akhirnya tidak pernah terjadi karena ternyata hari dimana mereka keluar dari kostan berarti itulah hari dimana status bukan lagi mahasiswa tapi sebagai wanita yang mengejar impian masing-masing untuk kehidupan lebih baik.

Berpisah, kebanyakan orang tidak terlalu suka dengan kata ini karena kadang terlalu….tidak mungkin.

Suatu hari, mantan mhs plb akan kembali ke Jakarta. Suatu hari dia akan menyusuri jalanan di margonda raya sendirian, atau pulang ke kostan tanpa ada sambutan tari lenong dari kamar di sebelahnya. Rasanya mungkin akan aneh sekali.......

Tidak ada komentar: